Sep 06, 2021 Jogja Smart Indotama Banking, Pasti Jalan, Slider 0
Barangkali masih banyak pihak yang menganggap bahwa Good Corporate Governance (GCG) adalah euphoria karena seperti menjadi jargon saja paska krisis ekonomi. Implikasinya, semua lembaga internasional, regional dan lokal, ramai-ramai mengusung tema GCG itu untuk menyoroti memburuknya kondisi ekonomi, sosial dan politik di negara berkembang, termasuk Indonesia. Tidak ketinggalan kalangan pebisnis dan akademik ramai membicarakannya.
Di Indonesia, Pakto 88 membuat bank tumbuh dengan modal rendah (Rp 10 miliar), bankir dengan pengalaman minim, serta tata kelola dan pengawasan yang buruk. Hal itu membuat sebagian besar perbankan Indonesia mengalami gangguan ketika krisis ekonomi tiba. Selain karena pengelolaan banknya sendiri yang belum sesuai harapan banyak pihak, memburuknya kinerja korporasi yang menjadi nasabah, juga turut semakin membuat perbankan dalam kondisi sulit, ditambah lagi korporasi di Indonesia masih bertumpu pada kredit perbankan, ketika dunia usaha melesu, kemampuan pengembalian kredit korporasi melemah. Ujungnya, perbankan tidak dapat bergerak, kredit macet dan pembukuan kinerja negatif terjadi.
Akibatnya, GCG amat mendesak untuk direalisasikan. Mengapa? Indonesia adalah negara yang berbasis pada sistem keuangan perbankan seperti layaknya sistem keuangan di negara berkembang lainnya. Oleh karena itu, dengan adanya pengelolaan perbankan yang baik melalui aplikasi GCG maka hal ini akan meningkatnya efisiensi perbankan dan selanjutnya pertumbuhan ekonomi mengingat perbankan mempunyai sumbangan besar dalam perekonomian
Dengan keluarnya peraturan Bank Indonesia No. PBI 8/4/2006 maka pelaksanaan GCG bagi bank umum menjadi sebuah kewajiban, guna meningkatkan compliance terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan nilai-nilai etika yang berlaku umum di industri perbankan. Bank Indonesia menyadari bahwa pengelolaan industri perbankan yang buruk menyusul adanya liberalisasi tanpa peraturan dan pengawasan ketat.
A. Peraturan Bank Indonesia :
B. Peraturan OJK :
C. Prinsip Dasar Good Corporate Governance
D. Governance Structure
E. Best Practice
F. Peranan Otoritas Pengawas Bank
G. Penyunan Laporan Kinerja Implementasi
Kegiatan pelatihan dirancang agar peserta dapat memahami secara komprehensif materi yang disampaikan, sehingga dapat dimplementasikan secara aplikatif dalam dunia kerja. Adapun metode yang digunakan adalah:
Januari - Maret | April - Juli | Juli - September | Oktober - Desember |
---|---|---|---|
03 - 05 Jan 2023 | 04 - 06 Apr 2023 | 04 - 06 Jul 2023 | 03 - 05 Okt 2023 |
10 - 12 Jan 2023 | 11 - 13 Apr 2023 | 11 - 13 Jul 2023 | 10 - 12 Okt 2023 |
17 - 19 Jan 2023 | 18 - 20 Apr 2023 | 17 - 19 Jul 2023 | 17 - 19 Okt 2023 |
24 - 26 Jan 2023 | 25 -27 Apr 2023 | 25 - 27 Jul 2023 | 24 - 26 Okt 2023 |
01 - 03 Feb 2023 | 02 - 04 Mei 2023 | 01 - 03 Agst 2023 | 31 Okt - 02 Nov 2023 |
07 - 09 Feb 2023 | 09 - 11 Mei 2023 | 08 - 10 Agst 2023 | 07 - 09 Nov 2023 |
14 - 16 Feb 2023 | 16 -18 Mei 2023 | 15 - 17 Agst 2023 | 14 - 16 Nov 2023 |
21 - 23 Feb 2023 | 23 -25 Mei 2023 | 22 - 24 Agst 2023 | 21 - 23 Nov 2023 |
28 Feb - 02 Mar 2023 | 30 Mei - 01 Jun 2023 | 29 - 31 Agst 2023 | 28 - 30 Nov 2023 |
7 - 9 Mar 2023 | 06 - 08 Jun 2023 | 05 - 07 Sep 2023 | 05 - 07 Des 2023 |
14 - 16 Mar 2023 | 13 - 15 Jun 2023 | 12 - 14 Sep 2023 | 12 - 14 Des 2023 |
20 - 22 Mar 2023 | 20 - 22 Jun 2023 | 19 - 21 Sep 2023 | 19 - 21 Des 2023 |
28 - 30 Mar 2023 | 27 - 29 Jun 2023 | 27 - 29 Des 2023 |
Hotel Berbintang di Yogyakarta
Request for Training Venue: Semarang, Solo, Bandung, Jakarta, Balikpapan, Surabaya,
Jogja, Lombok, Malang, Makassar and Batam
In House Training Depend on request
Nov 23, 2023 0
Nov 23, 2023 1
Nov 22, 2023 0
Nov 21, 2023 0
Nov 20, 2023 0
Nov 10, 2023 0
Nov 02, 2023 0